Marmer Lokal dan Impor
Penggunaan marmer atau batu pualam tersebut biasa dikategorikan kepada dua tipe yaitu tipe ordinario dan tipe staturio. Tipe ordinario biasanya digunakan untuk pembuatan tempat mandi, meja-meja toilt, lantai / tegel, dinding dan sebagainya, sedangka tipe staturio sering dipakai untuk seni pahat dan patung (Asril, 1994). Untuk tegel, dinding dan meja memerlukan diameter yang besar dan kualitas yang sangat baik dalam artian sedikit sekali adanya retakan dan kandungan minerl bijihnya, sehingga akan menimbulkan kesan dingin walaupun kena sinar matahari sekalipun.
Sebagai bahan galian yang mempunyai nilai jual tinggi karena rona yang sangat indah, artistik, dan aspek kuat tekan dan geser yang tinggi menjadikan bahan galian ini mempunyai pangsa pasar yang relatif tinggi hingga pada pasar menengah. Sejak zaman dahulu kala marmer sudah memiliki pasar yang baik, sehingga perburuan ke lokasi-lokasi penghasil marmerpun cukup tinggi. Italia merupakan negara pengahsil marmer yang sangat terkenal di dunia, walaupun pada kenyataannya bahanbaku marmer itu sendiri bukan asli dari Italia tetapi dari negara-negara lainnya yang dimasukan terlebih dahulu ke Italia. Marmer dari luar tersebut diproses terlebih dahulu di Intalia yang kemudian dikemas sedmikian rupa dan dipasarkan dengan merek Italia.
Pasar marmer atau batu pualam yang sempat kandas saat krisis melanda kini mulai membaik. Meski dari kualitas pengolahan marmer lokal masih kalah dengan polesan produk impor, namun dari sisi penjualan marmer lokal lebih baik. Produk lokal dengan impor memang tidak beda jauh seperti dari segi ornamen. Namun, harga marmer lokal lebih murah dibanding dengan yang impor. Oleh karena itu rata-rata konsumen menyukai produk lokal karena selain lebih murah ornamen yang disuguhkan juga hampir sama. Jika belum cukup jeli, sulit untuk membedakan antara marmer lokal dan impor.
Pada umumnya marmer lokal berwarna terang, sedangkan yang impor warnanya agak gelap, seperti warna coklat. Tetapi, tidak berarti seluruh marmer impor berwarna gelap. Karena marmer yang asal China juga memiliki warna yang hampir sama dengan marmer lokal, seperti warna krem. Secara fisik akan nampak jelas dari aspek pori-porinya, dimana marmer impor memiliki pori-pori yang rapat sedangkan marmer lokal kurang rapat. untuk mengetahui pori-pori marmer tersebut rapat atau tidakcukup dengan menyiramkan air pada bagian atas marmer, dan jika meninggalkan bekas basah walau telah dilap dengan kain kering, berarti pori-pori marmer tersebut besar (Mega Sari, Kompas, 2002).
0 komentar:
Posting Komentar